Rumahbekasi.id, Bekasi – Dalam memilih lokasi investasi properti, tentunya kita memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang seluk beluk lokasi investasi properti. Hal ini akan sangat bermanfaat ketika Anda memproyeksikan prospek investasi di lokasi tersebut. Oleh karena itu, pembahasan mengenai perkembangan lokasi sebuah kawasan akan sangat berkaitan erat dengan pembahasan prospek keuntungan investasi properti di kawasan tersebut.
Banyak kawasan yang menjadi destinasi investasi properti di Indonesia. Namun saat ini, kawasan yang masih menjadi indikator dan tolok ukur kinerja investasi properti di Indonesia adalah kawasan Jabodetabek. Kawasan megapolitan ini berkembang sangat pesat karena menjadi pusat pemerintahan dan perkenomian Republik Indonesia. Kawasan yang berisikan Kota Kabupaten yang mengitari Ibu Kota ini telah menjelma menjadi sentra-sentra industri dan investasi property, termasuk di dalamnya adalah Kota Bekasi.
Kota Bekasi pada saat ini menjelma menjadi sentra Industri yang sangat besar di Indonesia. Bersama Cikarang, Kota Bekasi menjadi kawasan industri terbesar bahkan se-Asia Tenggara. Perkembangan Kota Bekasi terjadi akibat adanya perkembangan yang terjadi di wilayah Jakarta. Wilayah Bekasi pada zaman kolonial hanyalah sebuah kawedanan atau distrik yang hampir sebagian wilayahnya adalah tanah partikelir.
Dari perkembangannya yang jauh hingga ke zaman kolonial, Bekasi menyimpan potensi yan sangat besar berkat lokasinya yang amat strategis. Tidak seperti Jakarta yang sudah diproyeksikan sebagai sebuah kota kolonial perkembangan sudah sangat pesat sejak dahulu. Bekasi baru berkembang setelah masa kemerdekaan, statusnya dinaikan menjadi setingkat Kabupaten. Perkembangan yang signifikan terjadi ketika adanya Instruksi Presiden No. 13 Tahun 1976 tentang diadakannya pengembangan wilayah Jabotabek yang bertujuan untuk meringankan tekanan penduduk yang ada di Jakarta dan guna terciptanya pemerataan pembangunan bagi kawasan-kawasan pinggiran.
Tujuan Kota Bekasi yang diawali sebagai Penyangga Ibu Kota Jakarta dengan menjadi kawasan alternatif untuk mengurangi beban kependudukan di Jakarta, menyebabkan Kota Bekasi menjadi salah satu destinasi hunian terbesar. Akibat adanya konsepsi itu Bekasi harus mampu menanggung beban sebagai kota penyangga. Akibat yang ditimbulkan cukup terasa, ekspansi wilayah Industri ke Bekasi adalah salah satunya. Fasilitas pemukiman juga banyak dibangun, akibat banyaknya developer yang tertarik berinventasi di Bekasi. Serta pertambahan penduduk terjadi sangat cepat kurun waktu tahun 1970-1990an membuat pemenuhan akan pembangunan pemukiman semakin bertambah.
Dengan konsepsi sebagai penyangga Ibu Kota maka pengembangan Kota Bekasi difokuskan untuk menjadi kawasan yang ramah terhadap penghuninya. Fasilitas-fasilitas infrastruktur banyak dibangun guna menunjang aktivitas-aktivitas penghuninya. Wajah Bekasi baik lingkungan fisik, sosial maupun ekonominya kemudian berubah dari yang tadinya adalah wilayah agraris menjadi wilayah perkotaan. Atas dasar tersebut kemudian status Bekasi khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Bekasi dinaikan menjadi kota administratif pada tahun 1982. Perkembangan Kota Bekasi terus berlangsung secara signifikan berbarengan dengan perkembangan yang terjadi di Kota Jakarta karena wilayah Bekasi yang strategis berada tepat bersebelahan mempunyai tanggung jawab sebagai kota penyangga.
Infrastruktur Kota Bekasi
Infrastruktur merupakan kata kunci yang mampu mendongkrak perkembangan sebuah wilayah. Seperti halnya Kota Bekasi yang terus berkembang, tentu saja perkembangan tersebut dapat terlihat dari berbagai pembangunan infrastruktur yang dijalankan di wilayah ini. Perkembangan Kota Bekasi sudah terlihat sewaktu masih berstatus sebagai kecamatan dan kota administratif.
Selama ini Kota Bekasi memang lebih menonjol dengan sektor properti khususnya perumahan. Sejak tahun 2001 wilayah administrasi Kota Bekasi terbagi menjadi 10 kecamatan yang terdiri dari 52 kelurahan. Untuk mendukung Kota Bekasi menjadi kawasan perumahan yang ramah, maka berbagai infrastruktur dibangun di kawasan ini. Misalnya untuk infrastruktur air bersih, sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari sumber air permukaan. Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima kecamatan di Kota Bekasi. Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1.065 liter/detik.
Selain itu untuk infrastruktur transportasi, Kota Bekasi terbilang cukup maju. Berbagai infrastruktur yang sudah tersedia mencakup berbagai moda transportasi seperti Elevated Tol Jakarta-Cikampek yang melewati Bekasi, Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road I dan II, Stasiun KRL Commuter Line, hingga pembangunan LRT. Apalagi dengan dibukanya Tol Cikopo - Palimanan (Cipali) sepanjang 116 km yang menghubungkan Cikopo, Purwakarta ke Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
Kependudukan dan Ketersediaan Lahan
Jumlah penduduk Bekasi kian membengkak karena migrasi penduduk dari luar. Misalnya pada tahun 2000 laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi yang 5,18 persen, sebanyak 3,68 persennya adalah laju pertumbuhan migrasi. Sayangnya penyebaran penduduk tidak merata di seluruh wilayah. Lahan permukiman di wilayah seluas 21.049 hektar ini terkonsentrasi di beberapa kecamatan bekas kotif seperti Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Timur.
Di kecamatan-kecamatan tersebut hampir tidak ada lahan kosong. Total tanah Bekasi yang sudah terbangun seluas 10.773 hektar dengan 90 % berupa permukiman. Sisanya untuk industri dan perdagangan dan jasa masing-masing 4 dan 3 %. Lahan untuk pendidikan dan pemerintahan dan bangunan umum masing-masing 2 dan 1 %. Dan kecamatan Bantargebang dilupakan sebagai pusat industri di wilayah ini.
Bekasi Menjadi Kota Industri
Pada saat ini, Kota Bekasi tidak lagi hanya dipandang sebagai kota penyangga Jakarta namun juga telah menjelma menjadi kota mitra dan raksasa industri di Indonesia. Letaknya yang strategis serta menjadi salah satu kota mitra Ibu Kota inilah yang membuat Bekasi menjelma menjadi suatu kota Industri utama di Indonesia.
Berbagai kawasan Industri besar memilih untuk menetap di Kota Bekasi. Akibatnya, bisnis di kota Bekasi terus berkembang dan menggeliat yang membuatnya menjadi salah satu kota raksasa Industri di Indonesia. Ribuan pabrik dengan skala besar berdiri di wilayah ini sehingga menyedot banyak tenaga kerja dari berbagai daerah untuk datang ke kota ini. Berbagai pabrik besar juga banyak yang membuka pabriknya di wilayah.
Selain industri yang menopang bisnis utama di kota ini. Perdagangan dan hunian juga menjadi bisnis yang menggeliat di kota ini, hal ini karena status Bekasi sebagai penopang ibukota Jakarta sehingga perdagangan dan pemukiman di kota ini menjadi penopang atas aktifitas perdagangan dan hunian di ibukota yang mulai sesak.
Dengan fakta tersebut, Kota Bekasi dipandang sebagai Kota Industri terbesar di Asia Tenggara. Tak heran, di kawasan ini terdapat Jumlah pabrik yang beroperasi disebut-sebut sudah menembus 4.000 pabrik. Perekonomian Kabupaten Bekasi ditopang oleh sektor pertanian, perdagangan dan perindustrian. Banyak industri manufaktur yang terdapat di Bekasi, diantaranya kawasan industri Jababeka, Greenland International Industrial Center (GIIC), Kota Deltamas, EJIP, Delta Silicon, MM2100, BIIE dan sebagainya. Kawasan-kawasan industri tersebut kini digabung menjadi sebuah Zona Ekonomi Internasional (ZONI) yang memiliki fasilitas khusus di bidang Perpajakan, Infrastruktur dan keamanan.
Prospek Investasi Properti di Bekasi
Bekasi terus mengembangkan diri menjadi sentra industri dan properti yang besar di Indonesia. Hal ini menyebabkan Kota Bekasi tumbuh menjadi salah satu sentra hunian dan pengembangan properti yang sangat masif. Prospek investasi properti Bekasi juga menunjukan kinerja yang sangat positif. Hal ini dibuktikan dengan kinerja harga properti di Kota Bekasi yang terus menjadi kinerja terbaik dan tolak ukur kinerja industri properti di Indonesia. Berdasarkan data Indonesia Property Market Index (RIPMI) 2020, di Q1 2020 median harganya Rp8.888.889 per meter persegi. Padahal di Q1 2017 median harganya hanya Rp7.916.667 per meter persegi. Dengan begitu terjadi kenaikan yang sangat signifikan dari Q1 2017 hingga Q1 2020, sebanyak 12,5%. Kenaikan ini dipicu perkembangan kawasannya dan semakin masifnya pembangunan infrastruktur Bekasi.
Oleh karena itu, investor properti yang ingin mengembangkan dana investasi di Kota Bekasi telah menjatuhkan pilihan ke kawasan yang tepat. Pasalnya, kawasan yang akan terus berkembang ini menjadi simpul pertemuan antara Jawa Barat dan Jakarta. Dengan posisi yang sangat strategis ini, keuntungan investasi properti menjadi kian pasti. (ADR).